Belasan Proyek Digarap, Polresta Solo Pastikan Beberapa Titik Jalan Padat Dan Waspadai Cuaca Ekstrem

SOLO, solopopuler.com – Beberapa titik terjadi kepadatan kendaraan di Kota Solo. Adanya penggarapan 16 proyek bangunan monumental yang sebagian menggunakan jalan. Hal ini dikatakan Kepala Kepolisian Resort Kota Solo, Komisaris Besar Polisi, Iwan Saktiadi.

” Bahkan mengerjakan sarana dan prasarana transportasi. Baik itu, rel, baik itu jalan raya,” tandasnya.

Sehingga ada beberapa penggagalan yang fungsi, kapasitas dan volumenya terganggu. Kondisi ini menjadi pihak PR bagi kepolisian untuk mengelola managemen lalulintas. Dengan begitu masyarakat bisa terakomodir dalam menggunakan sarana jalan.

Perempatan Purwosari Solo dengan dipadati kendaraan karena dampak penggarapan proyek Pemerintah Kota Solo. (FOTO : Agung Santoso)

” Tentunya, kami tidak akan mengatakan tidak ada kepadatan. Itu tidak mungkin,” ucapnya.

Yang jelas, volume meningkat tapi kapasitas dan kemampuan jalan mengakomidir itu menurun. Hal ini disebabkan beberapa jalan tdiak bisa dilewat dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, pembangunan viaduk, dan pedestrian diseputaran Masjid Raya Zayed Solo.

” Tentunya menyita satu ruas jalan, sehingga tidak bisa dilalui oleh pengguna,” tandasnya.

Selanjutnta akan menyusul pembangunan yang ada di simpang Joglo tiga bulan ke depan. Disitu akan ada pemasangan perlintasan diatas alevated kereta. Tentunya ini menjadi hal wajar satu penataan perkotaan sehingga pihaknya menyiapakn petugas.

” Upaya – upaya merekasaya lalu lintas,sehingga masyarakat bisa terakakomodir kepentingannya dalam kegiatan sehari hari,” terangnya.

Namun demikian jika ada kepadatan maka pihaknya memohon maaf. Karena cakupan wilayah Kota Solo tidak seberapa luas masih ada pengganjalan jalan. Meskipun ditata sedemian rupa pasti maka menyita ruang ruas jalan yang tidak bisa dilalui.

” Ada 60 CCTV memantau dengan memberikan tanda warning bila volumen kendaran meningkat. Dengan begitu petugas akan turun mengatur jalan,” tandasnya.

Bahkan pihaknya mengantisipasi kepadatan ketika masyarakat beralih moda transportasi ketika hujan meningkat. Dalam hal ini sepeda motor menjadi mobil. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *