Cerita Ketua PDI P Solo Rudy Memilih Persahabatan Dan Etika, Ditawari Gibran Wamen Usai Pilkada 2010

Ketua DPC PDI P Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo

SOLO,solopopuler.com – Sebuah pilihan tegas dilakukan Ketua DPC PDI P FX Hadi Rudyatmo ketika mendapat tawaran pejabat negara. Pilihannya adalah persahabatan ketika ditawari oleh Gibran Rakabuming Raka tahun 2020 lalu. Padahal tawarannya sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

” Saya itu lebih mementingkan persahabatan daripada sebuah jabatan. Contoh, ketika saya ditawari jadi Wakil Menteri PUPR tak tolak,” terangnya saat ditemui di Pucang Sawit, Solo.

Ketua DPC PDI P Solo, FX Hadi Rudyatmo
Ketua DPC PDI P Solo, FX Hadi Rudyatmo

Tawaran tersebut langsung dari Gibran setelah terpilih sebagai Walikota Solo pada Tahun 2020. Putra sulung dari Presiden Joko Widodo ini mendatanganinya ke rumah dinas Loji Gandrung. Pada saat itu, ia beberapa hari lagi tidak lagi menjabat sebagai Walikota Solo yang kelak diganti Gibran.

” Saya lebih mementingkan persahabatan saya dengan Pak Pur (Achmad Purnomo) daripada sebuah jabatan saya menjadi wakil menteri,” terang Rudy.

Tawaran tersebut kembali diterimanya dari
Sekretaris Negera (Sesneg) Pratikno, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung. Namun, Rudy dengan alasan sama yakni persahabatannya dengan Achmad Purnomo. Bahkan tawaran mereka ini sama yakni sebagai Wakil Menteri PUPR tapi tidak merubah pilihannya menjaga persahabatan.

” Saya tetap menolak, karena saya lebih mementingkan persahabatan daripada jabatan,” sambungnya beberapa waktu lalu saat ditemui.

BACA JUGA : Masalah KTA Gibran, Ketua DPC PDIP Solo FX Rudy Tutup Buku 

Sejauh ini banyak rumor-rumor yang beredar, Rudy bakal jadikan pejabat negara, seperti Mensos, Menpora atau yang lain. Namun itu semua tidak membuatnya merubah prinsip yang mementingkan persahabatan. Karena jabatan itu hanyalah sementara dan persahabatan itu selamanya.

” Setelah masa jabatan walikota Solo, saya sampaikan waktu itu, kembali menjadi tukang las,” terangnya.

Panjang lebar disampaikan ini berawal dari Pilkada Solo 2020. Kontestasi ini sesuai kesepakatan pengurus dan ranting mengajukan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa. Tetapi itu urung terjadi karena DPP PDIP memilih Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa. Setelah itu putra presiden ini menang Pilkada akhirnya mendapat tawaran jabatan sebelum Gibran-Teguh dilantik. Gibran sendiri yang datang ke Loji Gandrung untuk menyampaikan tawaran tersebut.

“Mas Gibran datang sendiri menegaskan ‘mau ndak dilantik menjadi wakil menteri’. Tak jawab ‘mboten mas, kulo tak bali dadi tukang las mawon’,” jelasnya. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *