Eks Anggota Jamaah Islamiyah Deklarasi Kembali ke NKRI

SOLO, solopopuler.com – Sebanyak 1.400 anggota eks Jamaah Islamiyah (JI) dari wilayah eks Karesidenan Surakarta, Kedu, dan Semarang menghadiri sosialisasi pembubaran organisasi dan deklarasi kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Convention Hall Terminal Tirtonadi, Solo, Sabtu (21/12). Kegiatan ini menjadi momen penting setelah keputusan para pendiri dan amir JI pada 30 Juni 2024 untuk membubarkan organisasi.

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi langkah besar ini, yang diraih melalui 45 kali pertemuan intensif dengan eks anggota JI. “Ini adalah momen yang sangat membahagiakan, khususnya saat kita menghadapi pengamanan Natal dan Tahun Baru. Terima kasih kepada BNPT, Densus 88, dan semua pihak yang telah berkolaborasi dengan luar biasa,” ujarnya kepada awak media.

penyerahan buku Perjalanan Kisah Jamaah Islamiyah karya Irjen Sentot Prasetyo kepada salah seorang eks anggota JI, sebagai simbol perjalanan perubahan menuju NKRI. (Foto : Agung Santoso)

Kapolri juga mengajak eks anggota JI untuk bersama-sama membangun bangsa. “Kita perlu saling mengingatkan, menjaga komitmen, dan sinergitas untuk masa depan yang lebih baik,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Datasemen Densus 88, Irjen Sentot Prasetyo, menyampaikan bahwa deklarasi ini turut membawa perubahan signifikan pada 96 pondok pesantren yang sebelumnya terafiliasi dengan JI. “Pondok-pondok pesantren ini telah merubah kurikulum mereka agar sesuai dengan kebijakan Kementerian Agama. Perubahan ini bukan sekadar simbolis, melainkan langkah nyata menuju transformasi ideologi,” tegasnya.

Irjen Sentot juga menjelaskan program pemberdayaan eks anggota JI melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Sosial, PT Astra Internasional, dan PT Panasonic, untuk meningkatkan kompetensi kerja. Selain itu, kolaborasi dengan Kementerian Pertanian telah menghasilkan pembentukan kelompok tani di Subang, Jawa Barat, dan wilayah lainnya.

BACA JUGA : Jejak Karya Diah Warih Anjari Pegiat Sosial Asal Solo, Dari Lokal Ke Global di Majalah Popopo Korea Selatan

Sementara itu, mantan Dewan Suro JI, Aris Iswanto, menekankan pentingnya pendampingan pemerintah dalam proses reintegrasi sosial. Ia meminta agar masyarakat tidak melakukan intimidasi atau bullying terhadap eks anggota JI. “Bullying hanya akan merusak kepercayaan diri mereka dan merugikan proses integrasi yang sedang berjalan,” katanya.

Acara puncak ditutup dengan penyerahan buku Perjalanan Kisah Jamaah Islamiyah karya Irjen Sentot Prasetyo kepada salah seorang eks anggota JI, sebagai simbol perjalanan perubahan menuju NKRI. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *