SOLO, solopopuler.com – Lahir di Mengwi, Bali, pada 10 Maret 2008, I Kadek Dwi Purwana Yasa adalah simbol semangat pantang menyerah. Kehidupannya berubah drastis setelah kecelakaan lalu lintas di usia 3,5 tahun yang membuatnya kehilangan kaki kanan. Namun, keterbatasan itu tidak menyurutkan langkahnya untuk terus bergerak maju. Berkat dukungan keluarga dan lingkungan yang inklusif, ia tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri.
Awalnya, olahraga hanyalah hobi bagi Kadek. Ia bergabung dalam kegiatan voli dan basket di sekolah, meski harus memakai kaki palsu custom. Namun, segalanya berubah ketika pelatihnya memperkenalkan cabang para atletik di tahun terakhir SMP. Meski sempat ragu, ia akhirnya menerima tantangan tersebut. Ketekunannya membawanya ke Sentra Khusus Olahraga Disabilitas (SKODI) di Solo, tempat ia mengasah potensi yang tak disadarinya.
Prestasi Cemerlang di Usia Muda
Kadek Dwi bukan sekadar atlet biasa. Di usia 16 tahun, ia telah mencatatkan sederet prestasi membanggakan. Namanya mulai mencuat saat memecahkan rekor di nomor tolak peluru pada Peparpenas X 2023. Prestasinya berlanjut di ajang Peparnas XVII 2024, di mana ia membawa pulang tiga medali dari nomor tolak peluru, lempar lembing, dan lempar cakram.
Namun, puncak kariernya sejauh ini tercapai pada World Ability Sport Youth Games 2024 di Thailand. Sebagai debut internasionalnya, Kadek berhasil mempersembahkan dua medali emas dan satu medali perak untuk Indonesia. Kemenangan ini tidak hanya menjadi bukti bakatnya, tetapi juga menunjukkan mental juara yang telah terasah melalui latihan keras dan pengalaman kompetisi.
Mental Baja di Ajang Internasional
Bersaing dengan atlet muda dari 17 negara, Kadek Dwi menunjukkan ketenangan dan fokus. “Saya tidak pernah mengeluh saat latihan. Proses itu menguatkan mental saya,” katanya. Kunci suksesnya adalah kemauan untuk terus belajar, menerima tantangan, dan beradaptasi dengan tekanan.
Namun, bagi Kadek, kesuksesan ini bukan akhir. Ia merasa belum mencapai potensi maksimalnya. “Nomor lempar cakram seharusnya bisa dapat emas, tetapi kalah poin,” ucapnya, menandakan ambisi besar untuk selalu memberikan yang terbaik.
Mimpi Menuju Paralimpiade
Kadek Dwi kini memandang masa depan dengan optimisme. Target jangka pendeknya adalah bergabung dalam Pelatnas untuk persiapan ASEAN Para Games 2025 dan Asian Youth Para Games 2025. Namun, impian sejatinya adalah berlaga di Paralimpiade Los Angeles 2028. “Ingin banget lolos ke Paralimpiade. Itu cita-cita saya,” tegasnya.
Dengan modal klasifikasi disabilitas internasional yang diperolehnya di Thailand, ia kini memiliki akses untuk berlaga di lebih banyak kompetisi global. Kadek paham, tiket menuju Paralimpiade bukan hal mudah. Ia harus terus mencatatkan prestasi di berbagai event internasional agar bisa mewujudkan mimpi besarnya.
BACA JUGA : Indonesia Kirim 32 Atlet Muda ke World Abilitysport Youth Games 2024 di Thailand
Semangat untuk Menginspirasi
Kisah Kadek Dwi bukan hanya tentang medali dan prestasi. Ini adalah cerita tentang ketabahan, kerja keras, dan keberanian untuk bermimpi besar meski dalam keterbatasan. Kadek adalah inspirasi nyata bagi generasi muda, baik dengan atau tanpa disabilitas. Ia menunjukkan bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk bangkit dan berprestasi.
Dengan usianya yang masih muda dan semangat tak tergoyahkan, Kadek Dwi Purwana Yasa memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi ikon para atletik Indonesia. Perjalanannya baru dimulai, dan seluruh Indonesia menantikan lebih banyak cerita sukses dari anak muda yang luar biasa ini. (Agung Santoso/**)