JAKARTA, solopopuler.com – Penyelanggaraan lomba foto dan anugerah digelar PT Astra bagi insan pewarta di Indonesia. Dalam hal ini Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra 2024. Selanjutnya, Local Media Summit 2024 yang diinisiasi Suara.com dan an International Media Support (IMS) 3-4 Oktober 2024 di Jakarta. Sedangkan pemenang Satu Indonesia Award kategori teknologi, Reza Permadi. Diapun berbagi cerita, bagaimana mengembangkan dan membangun desa wisata di Indonesia.
“ Saya bekerja di komunitas, khususnya di Pokdarwis, kelompok sadar wisata. Dan yang saya lakukan adalah mendampangi teman-teman di desa wisata, supaya punya produk, kalau bapak dan ibu bosan tinggal di hotel, atau harganya mahal, bisa tinggal di homestay, tinggal sama yang punya rumah tapi tidak sekamar. Biasanya homestay punya kamar satu yang disisihkan untuk wisatawan,” jelas Reza.
Sebagai salah satu dosen universitas swasta di Jakarta yang juga bekerja di Atourin Teknologi Nusantara, ia mengatakan mendampingi dengan komunitas khusus di desa wisata. Bahkan ditunjukan program paket wisata 3 hari 2 malam di pantai Kelayar di Pacitan. Atau, 4 hari 5 malam untuk keliling desa di Surabaya juga melayani.
“ Jadi mendampingi mereka supaya mereka bisa punya produk dan produknya bisa dipasarkan secarra daring, digital atau secara langsung. Itu kerja-kerja yang saya lakukan,” terangnya.
Reza Permadi mengutip dari data BPS ada 83.813 desa di seluruh Indonesia, namun hanya ada 6030 berstatus desa wisata. Jadi desa wisata, kata dia, tidak sampai 10 persen atau hanya 7-8 persen untuk desa wisata. Ia pun kebetulan belum pernah ke 6000 desa ini karena kebetulan tidak cukup waktunya kalau harus datang satu-satu ke desa wisata.
“ Tapi saat ini dengan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, dengan Astra, dengan Kementerian Parisiwata, Kementerian Desa diaturin dan saya beserta teman-teman berhasil digitaliasi 244 produk dari desa wisata di seluruh Indonesia,” jelas Reza.
Reza menjelaskan bahwa setiap hari atau setiap bulan datang mengunjungi setiap desa-desa wisata di seluruh Indonesia, baik itu dari Aceh sampai Papua. Reza dalam pemaparannya kemudian menyampaikan bahwa ada sosok Mohammad Hatta yang membuatnya mau bekerja dengan komunitas-komunitas di desa.
“ Kenapa saya harus bekerja dengan komunitas di desa? Karena saya selalu teringat, karena saya berasal dari Sumatera Barat, saya selalu teringat dengan Mohammad Hatta,” terangnya.
Mengutip tokoh ini, ia mengatakan Indonesia tidak akan bercahaya dengan obor besar di Jakarta, tetapi Indonesia bisa bercahaya karena lilin-lilin kecil yang ada di desa’. Inilah yang memicunya, untuk bekerja dengan teman-teman di desa supaya mereka punya hak yang sama, privalage yang sama, dan kesempatan yang sama. Salah satu desa wisata yang didampingin oleh Reza dan rekan-rekannya berada di Kabupaten Kaimana, Papua Barat yakni Desa Namatota.
“”Ini salah satu contoh desa yang saya sampaikan, nah di sini dulu sebelum 2021, mereka tak punya akses internet di Namatota. Tapi upaya-upaya yang kami lakukan dan didukung oleh Kemenparekraf, mereka sekarang punya akses internet di situ,” jelasnya.
Untuk informasi, Desa Namatota merupakan salah satu desa yang ditetapkan menjadi salah satu Desa Wisata di Kabupaten Kaimana. Hal ini melalui SK Bupati Nomor 430/82/VII/Tahun 2021 tentang Desa Wisata Kabupaten Kaimana. Sebelum Tahun 2021 silam, tak punya akses internet di Namatota tapi sekarang punya setelah didukung oleh Kemenparekraf. Akses internet ini yang kemudian membuat produk wisata di Namatota menjadi lebih terkenal seperti Hiu berjalan. Menurut Reza, aktivitas warga Namatota itu sangat bersemangat jika kedatangan para turis. Di desa itu, Reza dan rekan-rekannya juga membuat produk desa untuk mengurangi emisi karbon dengan penanama koral atau terumbu karang.
“Tempat ini juga terkenal dengan Senja di Kaimana,” kata Reza.
BACA JUGA : Wisata Gunung Kahung Di Desa Belangian, Dari Alam Eksotik Hingga Cerita Leluhur
Yang menarik kata Reza bersama Astra untuk program desa wisata ialah bagaimana kerja-kerja dilakukan secara terstruktural dan tetap sasaran. Seperti yang dilakukan Reza dan timnya di Desa Sejahtera Astra (DSA) Bugisan, Klaten, hal pertama yang dilakukan ialah sosialisasi dan pendampingan. Setelah itu, pembuatan dan implementasi AVMS DSA Bugisatan, Klaten. Dengan implementasi teknologi via AVMS, dilanjutkan dengan promosi dan produk Desa Sejahtera Astra (DSA) Bugisan, Klaten. Promosi ini dilakukan via daring atau digital. Menurut Reza, kolaborasi antara media lokal dengan program Astra di Desa Wisata dan DSA ini akan membawa dampak positif yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
“Peran dari seorang pewarta itu sangat penting, utamanya bagi kami pelaku industri dan di desa wisata. Kami terbuka sekali untuk kolaborasi untuk memperkenal lokal-lokal champions yang ada di desa-desa wisata. Jika teman-teman mau ada reporter khusus atau mengikuti lomba Anugrah Pewarta Astra, nanti bisa diskusi dengan saya atau teman-teman saya penerima Indonesia Award untuk diliput, untuk mengikuti lomba Anugrah Pewarta Astra atau yang lain,” kata Reza.
“Kuncinya tadi kolaborasi, sebenarnya kolaboraksi. Kolaborasi plus aksi. Dan kuncinya itu, semoga kita bisa menjadi Indonesia yang lebih baik,” jelas Reza. (*)