Jumenengan Raja Solo Tanpa Kirab Menghindari Tunggangan Politik

SOLO, solopopuler.com – Tradisi peringatan naik tahta ke 20 Raja Karaton Surakarta S.I.S.K.S Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi digelar sederhana. Seperti halnya prosesi kirab yang tidak dilakulan karena menjelang masa tenang Pemilu 2024. Hal ini dikatakan adik raja, GKR Wandansari atau Gusti Moeng.

” Ini tahun politik, semua harus serba bisa menahan diri, ” terangnya, Selasa (06/02/2024).

Tari Bedoyo Ketawang dalam Hajad Dalem Tingalan Dalem Jumenengan S.I.S.K.S Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi, Selasa (06/02/2024) siang. (Foto : Agung Santoso)

Sehingga dalam Hajad Dalem Tingalan Dalem Jumenengan diharapakan bukan sebagai tunggangan politik dalam prosesi ini. Dari pengalamanya kepentingan politik ini tidak menguntungkan keraton. Apalagi yang menjalankan kepemerintahan negera ini dinilai tidak paham.

” Terutama menjalankan amanat konstitusi. Saya selalu memperingatkan itu, ” jelasnya.

BACA JUGA : 📱Jumenengan Raja Karaton Surakarta Hadirkan Sinergitas Karaton Nusantara, Penguasa Mangkunegaran Kembali Hadir

Selama kemerdekaan RI yang Ke 78, Moeng mengatakan keraton belum mendapatkan sila ke 5. Bahkan keraton-keraton saat ini banyak gulung tikar dan tinggal 56 karaton eksis dari 250 terdata di BPUPKI. Lebih lanjut, proses selanjutnya masih sama yakni tari bedoyo ketawang diikuti 9 penari.

” Latihan tarian sudah dilakukan 10 hari lalu tanggal 28 Januari, ” ujarnya.

Alasan hari kerja membuat tidak banyak diundang seperti tahun sebelumnya. Bahkan setelah setahun setengah, beberapa kerabat yang berpolemik dan keluar karaton bisa ikut prosesi. Pada kesempatan itu, prosesi adat seperti sebelumnya dari raja datang, tarian dan sungkem. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *