BOYOLALI, solopopuler.com – Kerangka bunga nampak didepan kantor partai di Kabupaten Boyolali. Kantor partai itu, adalah DPC Partai Gerindra Boyolali, DPC PKB Boyolali dan DPD Golkar Boyolali. Rupanya dikirim oleh Relawan Cinta Kami dan disitu bertuliskan “
Terimakasih tetap menjaga asa perubahan di Boyolali “
” Kami ingin adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat di Boyolali, ” kata Ketua Relawan Cinta Kami untuk Boyolali, Muhammad Fajar Sidik.
Ia menyebut, ada 22 kecamatan tapi belum semua terkena dampaknya. Termasuk halnya peningkatan ekonomi yang belum merata. Fajar, sapaan akrabnya juga mengungkapkan para relawan ini dari berbagai kalangan masyarakat Boyolali. Mereka membulatkan tekat untuk bersinergi membangun Boyolali.
” Saat ini secara pribadi, banyak orang yang merasa terjajah secara mentalnya untuk melangkah, ” ujarnya, Jumat (12/07/2024).
Ia mencontohkan, salah atau beda pendapat, mendingan diam. Untuk itu, pihaknya harus berpikir obyektif dan kritis agar Boyolali kembali tersenyum. Setidaknya yang disampaikan ini merupaka makna tulisan tersebut. Bahkan pengingat sekaligus penggugah rasa kepedulian untuk mengembalikan arti partai
” Serta marwah demokrasi yang sesungguhnya, ” ucapnya.
Dalam menyambut Pilkada serentak di tahun 2024 ini, menjadi momen perubahan bagi masyarakat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Berikut, mengembalikan arti sejati demokrasi maka para relawan ini mendorong sosok Agus Irawan. Dia yang datang dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi calon Bupati Boyolali dalam kontestasi Pilkada.
“Kami melihat sosok Agus Irawan dengan latar belakang ASN jadi bisa melihat lebih detil perbaikan apa saja yang diperlukan di Boyolali, ” katanya.
BACA JUGA : ASN Pemkot Solo Agus Irawan Ajukan Cuti Untuk Pilkada 2024, Tidak Mendapatkan Gaji Dan Kompensasi
Di samping itu, sosok ini juga berlatar belakang pengusaha. Jadi, pihaknya berharap bisa membawa komoditas UMKM seperti tembaga, kuningan, tembakau atau kopi Boyolali makin maju. Fajar juga menyampaikan demokrasi di Boyolali pada waktu sebelum pencalonan Agus Irawan.
” Bisa dikatakan agak tertutup demokrasinya. Perlawanan hampir tidak ada, ” katanya.
Hal ini, arena semua ‘bisa dikondisikan’ oleh oknum tertentu. Jadi itu yang ingin diubahnya karena berdemokrasi itu, ide gagasan perlu dikeluarkan. Masyarakat seharusnya dapat menyuarakan pendapat dan pandangan. Begitu halnya, tidak ada intimidasi dan tidak ada hal yang ditakuti atau menghambat.
” Sehingga masyarakat kembali berdemokrasi, tidak merasakan hal yang sewenang-wenang, ” terangnya dalam rilis.
Diketahui, tiga partai, Gerindra, PKB dan Golkar telah menandatangani kesepakatan untuk mengusung koalisi perubahan khususnya di Boyolali. Hal tersebut yang mendasari relawan Cinta Kami untuk Boyolali untuk memberikan apresiasi dalam menjaga asa perubahan di Kota Susu itu. (Agung Santoso/*)