KDRT Tragis, Sakit Hati Petugas Parkir Karena Nafkah Disebar Istri

SOLO, solopopuler.com – Kekerasan berujung kematian dilakukan suami AS (47) kepada istrinya terungkap karena sakit hati. Nafkah dari hasil sehari sebagai petugas parkir disebar istrinya dilantai. Hal ini diungkapkan Kepala Kepolisian Resort Kota Solo, Komisaris Besar Polisi Iwan Saktiadi.

” Kekerasan itu, setelah istrinya menyebar uang hasil menjadi petugas parkir, ” terangnya, Selasa (03/09/2024).

Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi saat menunjukkan barang bukti KDRT, Selasa (03/09/2024) pagi.(FOTO : Agung Santoso)

Setelah disebar membuat tersangka melakukan kekerasan kepada korban istrinya Vergetta Hayuningsih saat hendak keluar rumah. Sejurus kemudian, helm dibawa korban direbut dan dipukulkan ke arah korban. Tidak berhenti disitu, korban dipukul pakai sapu gagang kayu dan dibanting hingga membentur meja kursi.

” Hasil outopsi, ada kekerasan benda tumpul, cekikan, resapan darah di otak belakang hingga trauma kerena benturan, ” terangnya.

Selama dua hari dirawat di RS Moewardi kondisinya drop hingga berujung meninggal dunia. Tersangka sempat menyampaikan kepada tenaga medis supaya menutupi perkara tersebut. Namun ketika jenasah korban pulang, adik korban curiga tanda tanda lebam kekerasa dan lapor polisi walaupuan telah dimakamkan.

” Kita autopsi hasilnya ada tanda tanda kekerasan, ” ujarnya kepada awak media, Selasa (03/09/2024) pagi.

BACA JUGA :📱Suami Tega Aniaya Istri Seharian, Didorong Jatuh Terbentur Kursi Meja Lebam Meninggal Dunia

Selanjutnnya, tersangka mengaku baru bulan juli tahun ini menikahi korban tidak menyangka berbuat ini. Ia menikah karena istrinya meninggal dunia karena sakit paru paru. Alhasil, perkenalan berlanjut di pelamin dan berakhir hukuman diterimanya.

” Baru nikah bulan juli lalu, ” ucapnya.

Sekali ia melakulan kekerasan karena istri barunya mengeluh kurang dari uang hasil parkir. Uang diberikan sekitar Rp 25 ribu – Rp 30 ribu setiap harinya. Malam insiden itu, ia memberikan uang seperti biasa tanpa dikurangi.

” Kali ini, dia (korban-red), justru meludahi dan misuh misuh, omongan kasar, Akhirnya saya pukul, ” terangnya. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *