Laga Prancis Dan Mali Dinilai Mantan Pelatih Nasional Jacksen Paling Menarik

SOLO, solopopuler.com– Pertandingan selama Piala Dunia U-17 dinilai paling menarik mantan pelatih Timnas Indonesia, Jacksen F Tiago yakni Perancis dan Mali. Ia menyebut paket lengkap karena menghibur, bertenaga, dan taktikal.

” Saya tertarik permain mereka atau kedua tim karena punya kesamaan,” terangnya.

Kedua tim ini juga punya kesamaan diantaranya postur tubuh, kualitas, fisik sehingga dinilai menarik. Meskipun sempat melihat antara Jerman dan Argentina sebelumnya. Diakui ia sejak awal pertandingan ini melihat dan hingga nanti final.

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Jacksen F Tiago usai nonton bareng di Media Center, Rabu (29/11/2023) malam. (Foto: Agung Santoso)

” Saya rasa mentalitas dari timnas Mali sangat luar biasa,” katanya saat ditemui di Media Center.

Mentalitas pemain Mali ini luar biasa meskipun hanya bermain 10 pemain. Kurangnya pemain ini dilihatnya seperti menghadapi Spanyol. Mali ini memiliki apsek kelonggaran menjadi titik lemah dan selalu ada kartu merah pemainnya. Namun kekalahan Mali meninggalkan kesan sangat baik di Piala Dunia U-17 di Indonesia.

” Meninggalkan kesan yang baik, ” lanjutnya saat kepada solopopuler.com

Sejak awal ia menyebut ada empat tim unggulan, yakni Mali, Jerman, Perancis, dan Spanyol. Dan ini diluar Brazil yang selama ini sebagai jagonya. Untuk final nanti kalau timnas Jerman dan Prancis dinilainya partai berat dan dua tim ini cerminan sepak bola sempurna.

” Timnas Jerman dan Timnas Perancis, partai yang luar biasa berat. Pastinya sangat menarik, ” ujarnya.

Menurutnya keunggulan tim ayam jago ini, dua tim ini diantaranya konsisten bertahan dan menyerang, kedalaman squad. Hal lain dengan tim der panzer yang mempunyai kelebihan menyerang tapi pertanan kurang bagus setelah terlihat dalam melawan Argentina.

” Ada kelamahan yang diamnfaatkan Argentina. Final nanti sangat seru sekali, dua kekuatan eropa yang luar biasa, ” jelasnya.

BACA JUGA : Piala Dunia U-17, Mantan Pelatih Timnas Jackson Sebut Profesionalisme Membedakan Indonesia Dan Brazil

Pelajaran pelaksanaan piala dunia, Jekcsen mengatakan cukup banyak tidak sekedar menonton yang dilakukan pemain akademinya. Apalagi menjadi tuan rumah maka pelajaran ini justru didapat dirumah sendiri. Apalagi untuk para pemain bagi timnas Indonesia.

” Secara logika, kita masih jauh dengan mereka (empat unggulannya). Secara pribadi, kita harus sadar diri Indonesia masih jauh dengan level ini,” tandasnya.

Jauh dari level ini dari segala aspek meskipun sebenarnya mampu. Menurutnya, selama ini membuang waktu hanya untuk intrik-intrik membunuh kemajuan sepak bola Indonesia. Seperti piala dunia masih membicarakan tentang atap JIS, rumput JIS dam transport yang harusnya menjadi urusan pemerintahan.

” Kita insan insan sepak bola seharunya melihat, bagaimana konsep bermain Mali, Argentina, Jerman, Prancis. Apa yang bisa diemplemntasikan keseharian kita supaya bis amenuju ke level itu,” terangnya.

Bukan sekedar taktik, tapi mentalitas para pemain di Indonesia masih jauh dengan dihadapkan 10 pemain. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *