SOLO, solopopuler.com – Makanan siap saji yang diekspor untuk jamaah haji telah memenuhi kriteria aman. Hal ini disampaikan Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas. Dalam hal ini aman syar’i yang selama ini di produksi PT Halalan Thayyiban Indonesia (HATI).
” Kalau syar’i jelas aman. Nikah saja, bolak balik, apalagi tentang haram halal makanan pasti lebih tahu. Kita gak ragu, ” jelasnya.
Pihaknya telah berkali-kali berkomunikasi dan diskusi dengan pemiliknya Puspo Wardoyo. Termasuk dengan managemennya terkait produksinya. Dengan begitu, ia juga memastikan kalau aman regulasi sehingga tidak ada masalah.
” Kemudian aman NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), ” jelasnya dalam sambutan acara pelepasan perdana ekspor, Jumat (15/04/2023) malam.
Kalau melihat nama perusahaan disingkat HATI bukanlah dari HTI atau Hizbut Tahrir Indonesia. Karena sempitas terlihat sama karena organisasi itu tidak disukainnya. Dengan ketiga kategori ini ia memastikan aman dan tinggal meng-amini.
” Insya Allah, ikhtiar kita ini ikhtiar bersama dalam membawa manfaat, bukan hanya jamaah haji tapi Indonesia secara umum, ” tandasnya.
Ini memang pertama kali sejarah Indonesia menembus produknya ke Arab Saudi bagi jamaah haji. Memang yang dikerjakan kementrian perdagangan dengan berkolaborasi. Dalam hal ini dengan kementrian agama.
” Ini bagian untuk menghidupkan petekonomian di Indonesia, ” jelasnya.
Selanjutnya Ia makin mantap atas produk asal Solo dengan mengajak jajaran kementrian agama dan akademisi. Dalam hal ini untuk mendukung produk ini. Sedangkan ini dibuktikan acara pelepasan perdana Export Perdana MakanKu untuk Haji dan Umroh.
” Kedatangan ini sudah menunjukkan berapa hal, ” jelas menteri yang kerab dipanggil Gus Yaqut.
BACA JUGA : 📱PT HATI Kirim Makanan Haji Siap Saji, Menag Gus Yaqut Sebut Pertama Kali Indonesia Ekspor Ke Arab Saudi
Makanan ini menjadi kompetibel karena melihat kuota normal haji sebanyak 221 ribu per tahu. Dengan begitu kurang lebih uang dibawa ke Saudi Arabia mencapai Rp 18 trilyun tidak kembali. Namun masuknya MakanKu ini membuka peluang meskipun belum terlalu signifikan.
” Ini baru Rp 66 milyar, kalau dihitungan jamaah haji di Arab Saudi itu, total makan 25 juta kali, ” ujarnya.
Padahal produk ini melayani H-2 dan H+3 sehingga dinilainya masih kecil. Selanjutnya kedepan kateringan haji disediakan dengan harga kompetitif. Rata-rata harga Rp 40 ribu dengan dibandingan penyedia kateringan arab fresmil mencapai Rp 60 ribu per makan.
” Harga ini masuk akal, jika kedepan menyedianab konsumsi jamah haji siap saji seperti ini, ” tandasnya. (Agung Santoso)