Motor Antik dan Suara Demokrasi di Kota Solo

SOLO, solopopuler.com – Deru mesin motor antik menggema di jalan-jalan Kota Solo pada Jumat, Pon, Sore (22/11/2024). Puluhan Vespa, motor klasik keluaran tahun 1960-an, hingga scooter terbaru, berkonvoi meramaikan kampanye pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota nomor urut 01, Teguh Prakosa dan Bambang Gage Nugroho.

Kampanye ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperkenalkan program kerja, tetapi juga merayakan kebersamaan lewat komunitas. Teguh Prakosa, yang dikenal akrab dengan masyarakat, memilih mengendarai Vespa merah keluaran tahun 1970-an.
“Komunitas motor ini bergabung secara sukarela untuk memeriahkan pesta demokrasi,” ujar Teguh di sela-sela kegiatan.

Paslon 01 Teguh Gage mengikuti konvoi motor antik di jalan raya jelang berakhirnya kampanye, Jumat (22/11/2024) sore. (Agung Santoso)

Di sisi lain, Bambang Gage Nugroho, sang calon Wakil Wali Kota, tampak memboncengkan istrinya, Hapsari Tin Hidayati, menggunakan scooter keluaran terbaru. Penampilan mereka menyiratkan keseimbangan antara tradisi dan inovasi, sejalan dengan visi yang mereka bawa untuk Solo ke depan.

Namun, kampanye ini bukan hanya soal parade motor. Setelah berkeliling, rombongan komunitas motor antik itu berkumpul di sebuah kafe di kawasan Jalan Yosodipuro. Di sana, Teguh dan Bambang mendengar cerita dari para anggota komunitas yang begitu mencintai kendaraan klasik mereka. Salah seorang peserta bahkan berseloroh bahwa mereka mencintai motor lebih dari mencintai pasangan.

“Komunitas ini punya idealisme yang kuat. Mereka merawat motor seperti merawat sejarah,” kata Teguh. Dalam diskusi itu, Bambang juga mengusulkan agar Solo memiliki kalender khusus untuk acara otomotif. “Kota Solo adalah rumah bagi sejarah otomotif pertama di Asia. Kita perlu wujudkan tempat khusus untuk komunitas ini,” tambahnya.

BACA JUGA : Blusukan Pasar Depok: Jejak Kecintaan Sari Istri Paslon 01 Bambang Gage pada Dunia Satwa

Sementara itu, di tempat lain, pasangan calon nomor urut 02, Respati Ardi dan Astrid Widayani, juga menggelar kampanye dengan pendekatan berbeda. Bertempat di Sritex Arena, mereka memaparkan program unggulan seperti Kartu Pahlawan Masyarakat, yang menjamin perlindungan hari tua bagi pekerja kebersihan dan sukarelawan. Astrid pun dengan semangat mengajak pendukungnya untuk memastikan suara mereka dihitung pada 27 November mendatang.

Kampanye ini adalah cerminan dinamika demokrasi di Solo. Kreativitas, tradisi, dan visi masa depan saling berpadu, membangun harapan baru untuk kota ini. Bagi komunitas motor antik, hari itu adalah perjalanan bersejarah, bukan hanya untuk motor mereka, tetapi juga untuk Solo. “Pilihan itu seperti motor klasik, harus dirawat dengan hati-hati agar terus berjalan ke arah yang benar,” ujar salah seorang peserta sambil tersenyum. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *