SOLO, solopopuler.com – Pengendalian banjir dinilai kalangan pakar lingkungan hidup seperti Ir. Prabang Setyono. Akademisi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) mengatakan belum cukup baik di Kota Solo yang juga disekitarnya.
Hal ini dilihat dari tumpang tindih penanganan sehingga banjir menjadi momok bagi masyarakat. Khususnya warga yang berdekatan dengan bantaran sungai. Lantas permasalah ini menjadi kompleks dan menjadi fenomena selama ini.

(FOTO : Agung Santoso)
Beda halnya, membuat kota baru yang berdiri di atas tanah kosong. Dengan begitu semua sistemnya bisa diprogram sesuai kebutuhan ke depan.
Selain itu, Prabang juga menyayangkan adanya bangunan liar di kawasan aliran sungai. Setidaknya, ini menunjukkan kurang kordinasi pihak terkait karena aturannya tidak bisa berdiri.
Baca Juga : https://solopopuler.com/bangunan-bantaran-sungai-mendungan-warga-sebut-faktor-sungai-menyempit-dan-banjir/
Sebelumnya, banjir di Kota Solo pada Kamis (16/2) lalu membuat 21.000 warga Kota Solo terdampak termasuk 4.000 pengungsi. Hal ini disampaikan Kepala Balai Penanggulan Bencana Daerah Kota Solo, Nico Agus Putranto.” Titik puncak hari jumat jam 01.00 WIB. Karena, waduk dibuka. Ada 17 kelurahan menggenangi, ” jelasnya, Senin (20/02/2023) lalu.