PMS Sebut Warga Keturunan Tionghoa Kota Solo Bebas Memilih Dalam Pemilu 2024

SOLO, solopopuler.com – Kontestasi pemilu ini justru warga keturunan Tionghoa di Kota Solo bebas memilih. Dalam hal ini terhadap pasangan capres dan cawapres Pemilu 2024. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Perkumpulan Masyarakat Surakarta, Sumartono Hadinoto atau Khoe Liong Hauw.

” Sekarang banyak partai dan banyak calon. Berbeda sebelumnya lalu hanya sedikit. Kita tidak memungkinkan menitip kepada orang lain, ” jelasnya.

Wakil Ketua Perkumpulan Masyarakat Surakarta, Sumartono Hadinoto (baju merah) bersama Adipati Pura Mangkunegaran Gusti Bre (foto : Agung Santoso))

Tidak lagi menitipkan suara seperti waktu dulu karena seiring kemajuan teknologi. Dengan begitu pilihannya saat ini telah dipelajari melalui kemudahan teknologi tersebut. Berbeda halnya, menitipkan suara maka tidak bisa menegur pasangan atau calon terpilih.

” Siapa yang kita pilih, apa programnya, apa kemampuannya, jadi yang kita pilih yang bertanggung jawab untuk bangsa ini, ” jelasnya.

Selanjutnya, pengurus
organisasi tertua Tiongha Kota Solo dalam AD/ART tidak boleh ikut berpolitik. Otomatis, pengurus tidak pernah mengarah kepada capres cawapres maupun calon legislatif. Namun bagi anggota justru diperbolehkan.

” Seperti di PMI. Karena prinsip dasar di PMI itu kemanusiaan tidak boleh memihak, ” terangnya.

Selama ini teknologi membuat semua informasi terbuka. Namun juga tidak luput dari faktor memanasnya kampanye pemilu ini. Karena tidak hanya menyampaikan program masing masing paslon tapi terkadang menjelekan secara personal.

” Ini tidak pas. Tapi dengan medsos bisa menyampaikan keinginan masing-masing, ” terangnya.

BACA JUGA : 📱Pemuda Keturunan Tionghoa Sambut Imlek Gelar Tradisi Bersih Komplek Pura Mangkunegaran

Tiga paslon ini, menurutnya, memiliki plus minus terhadap PMS. Apa saja itu, ia enggan membeberkannya tapi menyerahkan keadilan pada Tuhan. Ia mengajak masyarakat keturunan supaya lebih arif dan bijak dalam kontestasi.

” Kedepan paslon bisa melaksanakan janji janjinya, ” ujarnya kepada awak media.

Menurutnya, jika masyarakat terlanjur rusak maka pemimpin terbebani dan harus memperbaiki. Bila tidak rusak, maka muda melaksanakan janji janjinya. Perlu diketahui, organisasinya ini harus berkontribusi sekecil apapun kepada Bangsa Indonesia. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *