Revitalisasi Masjid Gedhe Karaton Dan Siti Hinggil Didanai UEA

SOLO, solopopuler.com – Revitalisasi lingkungan Masjid Gedhe Karaton Surakarta segera dimulai. Berikut juga, bangunan Siti Hinggil Karaton. Sedangkan dana proyek tersebut dari Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini dikatakan Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, GKR. Koes Moertiyah Wandansari.

” Lokasi ini, kondisinya sudah mengkuatirkan. Revitalisasi ini harus berjalan lancar, ” terangnya, Senin (12/08/2024).

Sajian tradisi Karaton Surakarta untuk revitalisasi alun alun beberapa waktu lalu (dok)

Kemudian disampaikannya, kondisi Masjid Gedhe yang selama ini mengalami kerusakan. Disebutnya, beberapa bagian akibat usia dan rayap sehingga akan mendapatkan perbaikan struktural mendalam. Selanjutnya, pentingnya metode yang tepat dalam perbaikan ini dengan menghindari penggunaan semen yang bisa merusak material kayu asli bangunan.

” Ini gak bagus merusak material asli bangunan, ” ujarnya, kepada awak media.

Selain masjid, revitalisasi Siti Hinggil tang akan dikembalikan ke fungsi asalnya. Mengingat, sebelumnya digunakan sebagai kandang kerbau. Padahal kondisi ini membuat pihaknya sudah mengganti dua Dudur atau tiang penyangga di sisi barat dan timur.

” Dengan kayu jati sepanjang 9 meter yang diambil dari pohon berusia sekitar 20 tahun,” ujarnya.

Proses revitalisasi ini juga menyentuh bagian lain dari Keraton Surakarta, termasuk Sasana Mulya dan Pringgitan.
Ia pun juga menyampaikan tidak berhenti di dua lokasi ini saja untuk segera revitalisasi. Karena ada ikon -ikon penting lainnya panggung Sanggabuana.

” Bahkan sudah ada dua tiang yang hampir kami topang dengan bambu,” ujarnya.

BACA JUGA: 📱Revitalisasi Alun Alun Keraton Surakarta Diawali Tradisi Wilujengan

Tentang revitalisasi juga disampaikan Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Agus Haryadi. Dengan dana Rp14 miliar dari hibah UEA akan difokuskan pada penguatan struktur Masjid Gedhe dan Siti Hinggil. Sedangkan anggaran Rp 200 juta dari APBD dialokasikan untuk revitalisasi Sasana Mulya.

“Jadi ada dua anggaran. Sasana Mulya pakai APBD, yang masjid Agung dan Siti Hinggil pakai dana Hibah UEA,” kata Agus.

Proyek ini dijadwalkan selesai pada 28 Desember 2024, dengan kontrak yang dimulai sejak 31 Juli 2024. Ditambahkan, setelah pekerjaan selesai, hasil revitalisasi akan diserahkan kepada pihak keraton. Dan ini sesuai dengan mekanisme hibah yang diatur melalui pemerintah pusat dan Kementerian Dalam Negeri. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *