SOLO, solopopuler. com – Belum tentu pemeran yang ada video berlogo Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu Kaesang Pangarep. Hal ini dikatakan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka saat menanggapi video mirip adiknya di media sosial. Putra presiden ini justru meminta tidak menduga duga dan mengecek kebenarannya.
” Belum tentu suara Kaesang, belum tentu siluetnya Kaesang juga, kan, ” terangnya, Kamis (21/09/2023).
Suara yang diingatnya oleh adiknya jenis bas. Bukannya tenor maupun sopran seperti ada di tayangan video tersebut. Apalagi ia melihat juga siluet pria berkacamata tapi itu bukan Kaesang. Bisa saja itu Afgan, salah satu penyanyi terkenal di Solo.
” Memang ada siluet pria berkacamata, belum tentu Kaesang. Bisa aja itu Afgan atau siapa ya, ” ujarnya.
Meskipun sudah melihat ia tidak bisa mengatakan benar atau tidaknya adiknya. Ini hanya dugaan sehingga secara pribadi belum yakin mukanya. Ia menegasnya untuk menanyakan ke PSI karena masalah internal partai bukan menanyakan dirinya.
” Saya dari PDI Perjuangan itu urusan mereka. Silahkan tanya ke teman -teman PSI, ” ujarnya.
Apalagi disebut sebut nama lain mawar, ia mengaku tidak tahu. Hingga saat ini belum ada reaksi keluarga dan komunikasi tetap berlanjut. Tapi ia membantah bukan masalah video yang menjadi komunikasinya. Namun malah utang Kaesang dengannya.
” Saya komunikasi tidak membahas itu, saya suruh membayar utang saya. Iki utang iseh semene, ” ujarnya.
Secara terpisah Ketua PSI Solo , Antonius Yogo Prabowo mengaku bahagia bergabung putra presiden. Keputusan itu bak durian runtuh bagi partainya. Termasuk penambah rasa optimistis untuk terus membesarkan partai berisi anak muda.
BACA JUGA :📱Kaesang Pindah Dari Kota Solo, Ketua KPU Solo Sebut Namanya Masih Masuk DPT
” PSI ini kan partai baru yang diisi anak-anak muda. Namun mas Kaesang justru tertarik bergabung dengan kami dan tentu bersama-sama membesarkan partai ini,” jelas dia.
Lain hal Ketua PDI Perjuangan Kota Solo FX Hadi Rudyatmo belum bisa menanggapi. Ia mengaku baru beribadah di Gunung Sinai. Atas aturannya partai di keluarga, ia kembali belum bisa menanggapi. (Agung Santoso)