Wisata Gunung Kahung Di Desa Belangian, Dari Alam Eksotik Hingga Cerita Leluhur

BANJAR, solopopuler.com. – Membidik wisata alam berupa pendakian Gunung Kahung menjadi salah satu target Desa Belangian, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Untuk menempuh lokasi tersebut disuguhkan perjalanan air dan menyusuri lembah yang eksotik. Sedangkan ini disampaikan Pembakal Desa Belangian, Aunul Khoir.

” Untuk pendakian, alhamdullih luar biasa, ” ujarnya saat dikonfirmasi Rabu (21/08/2024).

Jalur pendakian yang bisa ditempuh naik ojeg di Gunung Kahung sebelum pos satu, Rabu (21/08/2024) siang. (FOTO : Agung Santoso)

Terakhir event nasional, ungkap dia, yakni Pendakian Merah Putih 2024, tanggal 15 Agustus 2024 lalu. Pesertanya ada 87 orang perwakilan dari berbagai propinsi, ia menyebut Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

” Rata- rata yang ikut, para mahasiswa, mahasiswa pecinta alam hingga pelajar, ” terangnya.

Usia ini seiring, pengunjung yang akan mendaki setiap diakhir pekan. Ia juga mengatakan okupansi mencapai 100 pengunjung tujuan mendaki. Bahkan kenyamanan didukung dengan homestay yang terjangkau Rp 100 ribu untuk 1×24 jam.

” Tarif tersebut sudah dapat makan tiga kali, listrik, dan kebutuhan istirahat. Kalau Mapala, gratis, ” ujarnya.

Bahkan ketersediaan ojek hingga pos satu atau ujung jalan dengan tarif 40 ribu. Setidaknya, kata Aunul, berdampak ekonomi masyarakat desanya. Dan ini yang langsung diambil manfaatnya oleh warga, baik itu ojek, poter, jual makanan, homestay dan sebagainya.

” Jadi, kita tidak hanya wisata alam berupa pendakian, tapi wisata edukasi juga. Wisata keluarga, ” terangnya.

Namun demikian, ia mengatakan pendapatan perkapita tinggi tapi pendidikan masih rendah. Secara terpisah, Jasa Ojek Lembah Kahung, Siswanto mengaku ekonomi keluarga ditopang berprofesi layanan ini. Termasuk bersama temannya melayani penyeberangan Waduk Riam Kanan menuju desanya.

” Ya kadang ke Kota, akhir pekan menjadi ojek, ” ujarnya pria lulusan SMK.

Sejak lulus sekolah, ia sempat kerja ke kota seberang tapi balik menjadi ojek dengan hasil cukup. Dari pantauan, suguhan pengunjung atau pendaki berupa alam ekstrem dengan geologikal batu berusia ratusan tahu dan pohon. Salah satu pengunjung, Vira mahasiswa semester V dari kampus di Kalimantan Selatan mengaku dua kali mendaki.

” Terakhir 17 agustus, kemarin. Dipuncak gunung upacara bendera, ” terangnya yang juga anggota mapala.

BACA JUGA: 📱Kain Batik Tradisional Sesaringan Sepanjang 6008 Meter Pecahkan Rekor Muri

Menuju pos satu ia menceritakan sajian jembatan gantung Sungai Besar dan shelter panggung kayu. Berikut aliran sungai dan Pohon Benuang Laki yang usianya 70 tahun. Lanjut jalan terjal yang dulu jalan setapak, disuguhkan sungai hutan dengan bebatuan usia ratusan tahun yang disebut batu ampar.

” Menuju puncak ada air terjun, dan tempat kemping, ” terangnya mahasiswi semester lima.

Pada kesempatan itu, Pokdarwis Kahung raya, Desa Belangian, Aranio, Banjar, Hasriani menceritan asal usul desa ini. Perairan dilewati dulunya desa yang ditenggelamkan untuk kepentingan listrik negara. Akan lebih menguji andrenalin, ada yang disebut Liang Hantu diperairan itu.” Katanya, leluhur kami bangkit, lari ke sungai hantu, ” ujarnya. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *