SOLO, solopopuler.com – Forum Diskusi Fullmoon sukses menyelenggarakan diskusi bertema “Optimasi Kriya” yang menghadirkan tiga pakar bidang kriya dan desain produk. Acara ini mengupas tuntas strategi mempertahankan nilai tradisional kriya di tengah gempuran modernisasi.
Integrasi Teknologi dan Kearifan Lokal
Dr. Sumarno, M.A., Kaprodi Desain Produk Industri ISI Surakarta, menyoroti fenomena tergerusnya nilai tradisional. “Masyarakat kita perlahan kehilangan akar budaya karena terlalu terpukau dengan pengaruh Barat,” ujarnya prihatin.
Namun beliau menawarkan solusi brilian: “Kuncinya ada pada integrasi. Kita bisa memadukan presisi teknologi modern dengan filosofi kearifan lokal. Dengan cara ini, kriya kita tidak hanya bertahan tapi bisa bersaing di pasar global.”
Seni Craftsmanship yang Berkelanjutan
Baroto Budi P., pemilik Saged Studio Solo, membagikan filosofi Craftsmanship Natural. “Kriya berkualitas lahir dari tiga pilar: proses terstruktur, ketelitian mata seorang empu, dan pemanfaatan bahan limbah secara kreatif,” paparnya penuh semangat.
Beliau menegaskan, “Desain yang baik harus memenuhi tiga aspek: keindahan visual, fungsi praktis, dan nilai keberlanjutan. Inilah yang kami sebut sebagai desain yang bertanggung jawab.”
BACA JUGA : Solo Menari Masuk 110 Besar Kharisma Event Nusantara 2025, Diapresiasi Kementerian Pariwisata
Proses Kreatif di Era Digital
Daru Kurniwan dari PT. Rakabu Indonesia membagikan pengalamannya: “Di studio kami, proses desain modern selalu dimulai dengan riset mendalam. Teknologi digital dan media sosial telah membuka gerbang inspirasi tanpa batas.”
Namun ia mengingatkan, “Meski memanfaatkan teknologi mutakhir, kita tidak boleh melupakan prinsip dasar kriya. Teknologi hanyalah alat, sementara jiwa kriya tetap bersumber dari nilai-nilai luhur kita.”
Penutup: Menemukan Harmoni
Diskusi ditutup dengan kesimpulan menarik dari moderator: “Optimasi kriya bukan berarti mengorbankan tradisi, melainkan menemukan harmoni baru antara warisan leluhur dan inovasi masa kini.”
Acara yang berlangsung interaktif ini dapat disaksikan ulang melalui kanal YouTube “Fullmoon Discuss”. Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi tanya jawab yang berlangsung hingga dua jam. (*)