Wali Kota Solo Minta Maaf ke Gereja Purbayan soal Gangguan Ibadah

SOLO, solopopuler.com – Wali Kota Solo Respati Ardi bertemu dengan Romo Teguh Santosa, SJ, Kepala Paroki Santo Antonius Padua Purbayan, Rabu (27/8/2025), usai viral nya keluhan jemaat terkait acara di Balai Kota Solo yang mengganggu ibadah akhir pekan lalu.

Pertemuan berlangsung di kompleks Gereja Katolik Purbayan yang letaknya bersebelahan dengan Balai Kota Solo. Romo Teguh didampingi para pengurus gereja. Seusai itu, Respati langsung menuju kantor Bagian Umum Setda Solo untuk menyerahkan jadwal misa mingguan gereja agar izin kegiatan di Balai Kota dapat menyesuaikan.

BACA JUGA : Pemkot Solo Berjanji Evaluasi Event yang Ganggu Ibadah setelah Keluhan Jemaat

Jadwal Ibadah dan Permintaan Maaf

Gereja Purbayan memiliki tujuh jadwal misa tiap akhir pekan: Sabtu dua kali pada pukul 16.30 WIB dan 18.00 WIB, lalu Minggu lima kali sejak 05.30 WIB hingga 18.00 WIB. Jadwal padat itu diperlukan untuk menampung sekitar 10.000 jemaat.

Respati mengakui kurang koordinasi teknis terkait penggunaan sound system maupun jadwal acara di Balai Kota. “Saya akan mengurangi kegiatan di Balai Kota dan mengalihkan ke Benteng Vastenburg serta Taman Sriwedari. Harapannya jemaat nyaman beribadah,” kata Respati.

Ia menambahkan Pemkot Solo tengah menata kawasan Sriwedari agar lebih representatif sebagai ruang publik dan lokasi penyelenggaraan event.

Respons Gereja

Romo Teguh menyambut baik langkah wali kota, meski menegaskan dua pekan terakhir jemaat memang terganggu. Ia menyebut penutupan jalan pada Minggu pagi serta konser musik Sabtu petang lalu membuat suara dari luar masuk ke ruang ibadah.

“Bukan soal acaranya, tapi dampaknya bagi jemaat. Misa tujuh kali itu bukan karena jemaat terlalu rajin, tapi untuk melayani jumlah umat yang sangat besar,” jelasnya.

Teguh juga mengingat pertemuannya dengan Respati sebelum menjadi wali kota, saat ia menjamu dengan sayur lodeh. “Sayur lodeh itu enak karena ada macam-macam sayur. Indonesia pun indah dengan keragaman. Maka menjaga keragaman perlu saling menghormati,” ujarnya. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *