Mahasiswa KKN UNS Hidupkan Lahan Kosong dan Budidaya Cabai di Desa Kalirancang

KEBUMEN, solopopuler.com – Suasana berbeda terlihat di RT 1 RW 5 Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Di depan rumah-rumah warga, tampak berjejer polybag berisi bibit cabai muda. Senyum warga mengembang saat mereka bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) mencoba teknik tanam baru yang diharapkan bisa menekan biaya belanja dapur.

Program ini merupakan bagian dari kegiatan KKN Kelompok 95 UNS yang fokus pada bidang pertanian, lingkungan, dan pendidikan. Dari tujuh kegiatan yang digagas, dua menjadi unggulan: “Satu Rumah Satu Polybag” dan “Pemanfaatan Lahan Desa yang Belum Terpakai.”

Suasana mahasiswa Kuliah Kerja Nyata UNS Kelompok 95 bersama warga Desa Kalirancang , Kebumen (dok. KKN UNS Kelompok 95)

Dalam program polybag, warga tak hanya menerima teori, tetapi juga langsung praktik menanam cabai. Materi disampaikan oleh pegiat lingkungan Wahyu Karyono, A.Md., yang menjelaskan campuran tanah, pupuk kandang, kokopit, dan sekam agar cabai tumbuh subur. Warga pun dibekali alat dan bahan sehingga bisa langsung mencoba.

“Menanam cabai di polybag sebenarnya mudah jika tekniknya tepat. Komposisi media tanam yang gembur dan kaya nutrisi menjadi kunci. Dengan langkah sederhana ini, warga bisa mendapatkan hasil panen cabai sendiri, sekaligus mengurangi beban belanja harian,” ujar Wahyu.

Meski disambut antusias, keterbatasan anggaran membuat distribusi bibit hanya menjangkau sebagian warga. Namun semangat untuk menanam tetap menular ke RT lain. Dalam hal ini, Ketua Kelompok 95 KKN UNS Periode Juli–Agustus 2025, Muhammad Ridhawan Izzudin, mengatakan terkait hal tersebut.

“Melalui program Satu Rumah Satu Polybag dan pemanfaatan lahan kosong desa, kami ingin menghadirkan manfaat nyata yang bisa dirasakan langsung masyarakat. Harapannya, kegiatan ini bukan hanya membantu ketersediaan pangan, tetapi juga menumbuhkan semangat gotong royong dan kemandirian warga Desa Kalirancang.”

Tak hanya di pekarangan, mahasiswa bersama perangkat desa juga menghidupkan lahan kosong desa. Dengan gotong royong, mereka menanam cabai, tomat, terong, dan pepaya. Kepala dusun setempat, seperti Amir dari Gupit, Aditya dari Jerotengah, dan Muhid dari Kalikudu ikut turun tangan.

BACA JUGA :Wagub Jateng Dorong Kolaborasi Kampus dalam Pembangunan Daerah Lewat KKN Tematik

Bagi warga, lahan yang dulu terbengkalai kini berubah wajah menjadi kebun hijau yang menjanjikan. “Rasanya bangga kalau nanti bisa panen dari tanah sendiri,” ungkap seorang ibu rumah tangga sambil menata polybag di depan rumahnya.

Program ini bukan hanya menambah keterampilan bertani, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan. Di balik barisan polybag dan kebun desa yang hijau, ada semangat gotong royong yang membuat masyarakat Kalirancang semakin percaya diri menghadapi tantangan pangan di masa depan. (Agung Santoso/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *