SOLO, solopopuler.com – Wali Kota Solo, Respati Ardi, menegaskan bahwa pemerintah kota bersama lintas dinas akan memperkuat langkah pencegahan dan pendampingan terkait maraknya akun media sosial yang mengatasnamakan “Gay Surakarta”. Upaya itu mencakup pengawasan, konseling psikologis, hingga advokasi korban.Respati menjelaskan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A dan P2KB) akan membuka ruang konseling preventif bagi orang tua maupun anak. Layanan tersedia di posyandu plus, puskesmas, hingga forum keluarga berencana dengan jaminan kerahasiaan.
“Orang tua perlu komunikasi intensif dengan anak-anaknya. Perlu tahu mereka berinteraksi dengan siapa dan berada di circle seperti apa. Harapannya ada pengawasan ekstra,” ujar Respati di Balai Kota Solo, Jumat (27/9/2025).
BACA JUGA : Cegah Penyimpangan Seksual, Pemkot Solo Tutup Lima Medsos Diduga Admin Dibawah Umur Hingga Awasi Rumah Kos
Menurutnya, persoalan ini juga memiliki dimensi kesehatan, terutama terkait risiko penularan HIV/AIDS. Pemkot akan melibatkan Dinas Kesehatan dan puskesmas dalam membuka ruang konseling psikologis berbasis kesehatan.Terkait data penderita HIV di Solo, Respati menyebut belum ada publikasi resmi angka persentase kasus. Namun Pemkot fokus pada langkah mitigasi penularan dan penyuluhan sejak dini. “Ada layanan pengobatan HIV di puskesmas, dan itu kita fasilitasi,” tegasnya. Terlebih, tercatat ada anak terjangkit HIV.
Selain itu, Pemkot menyiapkan advokasi bagi anak atau remaja yang menjadi korban perundungan maupun dikucilkan karena identitasnya. “Kita tidak menyalahkan, tapi mendampingi. Asalkan korban mau berkomunikasi, kita siap advokasi,” jelasnya.Respati memastikan, DP3A, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, hingga forum anak dan genre akan difungsikan secara maksimal dalam upaya pencegahan serta edukasi masyarakat. (Agung Santoso)