Bangunan Merubah Rel Kereta Api Pinggir Kali Jenes Dan Berdampak Banjir, Kades Pabelan Minta Dibongkar

SUKOHARJO, solopopuler.com – Banyak bangunan yang berada kawasan aliran Kali Jenes melintasi Pabelan, Sukoharjo. Seperti halnya Dukuh Mendungan, Pabelan yang telah didominasi lahan bisnis berupa pertokoan. Hal ini diungkapkan Kepala Desa Pabelan, Kabupaten Sukoharjo, Sri Handoko, Rabu (01/03/2023).

” Bangunan mayoritas pertokoan di kawasan Mendungan, ” terangnya saat ditemui awak media.

Sebelum berubah pertokoan, diceritakan sungai tersebut sangat lebar. Terakhir pada tahun 1980 masih ada rel kereta api menuju Stasiun Purwosari Solo. Bahkan mengarah ke pabrik gula, Gembongan, Kartasura tapi sudah tertutup bangunan.

” Indah suasananya. Sepanjang tahun 1990 an hingga 2000 an muncul bangunan, ” ungkapnya.

Bangunan dan pertokoan kawasan Mendungan, Pabelan, Sukoharjo sepanjang Sungai Kali Jenes Utara Jalan Ahmad Yani. (FOTO: Agung Santoso)

Pihaknya memiliki dokumen dan peta wilayah sungai sepanjang itu hingga rel kereta api. Ia justru mempertanyakan sertifikat bangunan itu muncul serta Ijin Mendirikan Bangunan. Setahunya, tidak bisa dikeluarkan sewaktu Bupati Sukoharjo dijabat Bambang Riyanto.

” Ketika meluap, banjir sekarang ini. Karena dampak dari bangunan itu. Kalau dari warga kami, tentu inginnya dibongkar (bangunan pertokoan),” tegasnya.

BACA JUGA : https://solopopuler.com/bangunan-bantaran-sungai-mendungan-warga-sebut-faktor-sungai-menyempit-dan-banjir/

Terkait hal itu, normalisasi pencegahan banjir dikatakan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Maryadi. Bahkan pihaknya mengajukan anggaran proyek itu senilai Rp 50 Miliar. Permohon diajukan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

” Jika disetujui pekerjaan itu akan segera dikerjakan pada 2023, ” ujarnya.

Namun itu diperuntukkan bamgunan talud Wilayah Kelurahan Joyotakan, Kota Solo. Selanjutnya, pengerukan dilakukan pihaknya di kawasan Kali Jenes sekaligus senantiasa penataan seperti di Tirtonadi maupun Kampung Sewu, Solo. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *