PKL Seputar Lapangan Buka Kembali Pasca Piala Dunia U-17 Dilarang Bangun Lapak Baru

SOLO, solopopuler.com – Para pedagang kaki lima di seputar Stadion Manahan kembali beraktivitas. Berikut seputar lapangan pendukung setelah 40 hari tidak berjualan karena Piala Dunia U-17. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, Senin (04/12/2023).

” Sesuai surat edaran, yang buka kembali di shelter Manahan itu, sebelah barat ” ucapnya kepada awak media.

Shalter Manahan Solo mulai dibersihkan oleh pedagangnya, Senin (04/12/2023) pagi. (FOTO : Agung Santoso)

Kalau sesuai dengan surat edaran maka dibuka kembali tanggal 5 Desember 2023. Namun demikian mereka yang berjualan para pedangan lama. Dengan begitu, tidak boleh ada pendatang baru di seputar stadion.” Para pedagang akan membersihkan kembali lapaknya sebelum digunakan jualan, ” terangnya.

Kembalinya berdagang sesuai surat edaran berlaku untuk pedagang kaki lima di Lapangan Kotta Barat. Yang sebelumnya tenda dilepas maka bisa dipasang kembali dengan gotong royong para pedagang. Setidaknya para pedagang kembali mengais rejeki pasca Piala Dunia U-17.” Shelter bisa bersih-bersih dan Kotta Barat pasang tenda terlebih dahulu, ” terangnya.

Selanjutnya lapangan pendukung lainnya, ia melihat pedagang mobile. Baik itu menggunakan sepeda, gerobak, motor sehingga jam tertentu meninggalkan lokasi. Menurutnya, beraktivitas normal kembali pasca event ini.” Berharap khusus pedagang lapangan pendukung tidak menambah jumlah. Karena apa, menimbulkan kekumuhan baru, ” ujarnya.

BACA JUGA : 📱Pedagang Shelter Tiga Tempat Terdampak Piala Dunia U-17 Dapat Bantuan Sejuta 

Selain itu, supaya tidak membangun lapak lapak baru di lokasi yang sudah disterilkan. Kecuali yang sudah disiapkan pemerintah. Pedagang mobile ini seperti Lapangan Sriwaru, Banyuanyar dan Kotta Barat. Dan juga seputar Stadion Sriwedari. ” Momentum istirahat sekolah. Sekolah selesai, para pedagang juga selesai, pulang kembali atau membubarkan diri, ” terangnya.

Apabila nantinya ada event sama, ia tidak bisa berandai-andai dan menawarkan untuk kepentingan pedagang. Seperti halnya regulasi FIFA, ia tidak bisa memberikan masukan ataupun rujukan. Karena bila ditawar-tawar justru dianggap tidak siap penyelenggaraan. Untuk evaluasi efek ekonomi dari event tersebut tergantung melihatnya” Efek ekonomi satu sisi di PKL Manahan, ya difisit. Tapi ekonominya dari makro Kota Solo, mungkin akan ditutup lain lainnya, ” terangnya.

Wisatawan dalam Piala Dunia U-17 terdampak kunjungan Masjid Raya Zayed Solo. Termasuk juga Pasar Klewer. Namun demikian untuk partai final, ia belum kroscek pengelola pasar maupun lurah pasarnya. (Agung Santoso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *